this is Maeda!
Sungguh gw gag nyangka, cinta gw sia-sia, harusnya gw udah sadar sejak awal. Harusnya gag gw ceritakan dia ke keluargaku, seharusnya tak sejauh itu aku mempercayakan diriku untuknya, seharusnya tak sedalam itu gw mencintainya, seharusnya memang tuhan tak perlu mempertemukan gw dengannya. Tolong hapus dia ya Allah dari hidup gw. T_T

Tanya Hati - Pasto

this is Maeda!
hari ini kubisa lagi mendengar suaranya, meski sebentar dan hanya berucap salam dan bercerita tentang suasana lebaran, namun jujur aku sungguh senang. Seminggu yang lalu aku sempat berusaha untuk melupakannya dan aku nyaris melupakannnya saat ini jika saja dia tak menelponku lagi malam itu. Saat itu aku marah dan tak ingin mengacuhkannya seperti yang ia lakukan padaku waktu itu, "gw juga bisa kok!!, pikirku". Tapi lalu kukendalikan lagi perasaanku, kucoba tanya hati kecilku dan ternyata cinta itu masih ada untuknya, hati memang tak bisa bohong. Jujur aku masih sayang padanya, andai dia tahu.

Monita - Kekasih Sejati


this is Maeda!
Baru saja rasanya kemarin ku ungkap cintaku padamu, baru saja aku merasakan bahwa kau adalah cinta terakhirku, baru saja kemarin aku berjanji kau satu-satunya pria yang akan ku bahagiakan dengan segenap hatiku, tapi seketika kau berubah. Ini cinta atau benci, entahlah!! T.T



this is Maeda!

this is Maeda!
this is Maeda!
Akhirnya mood ku kembali membaik setelah serentetetan kejadian tidak mengenakkan terjadi padaku, sehingga ku coba untuk kembali menulis lagi, meski agak menyakitkan rasanya untuk kembali dikenang. Hmmppff baiklah, mari kita mulai.

Kejadian ini berawal saat kami memutuskan untuk berbuka puasa di luar. Tante dan om ku mengajak berbuka di kawasan tol Rest Area Km 88 Cikampek-Bandung.

Sebelumnya hari itu adalah juga hari dimana si mbok pulang kampung, jadi keputusan berbuka puasa di luar memang lantaran karena tidak ada masakan di rumah. Setelah sekitar pukul 15.30 tanteku mengantar si mbok ke Pool Bus Pangkalan Jati, maka kami pun bersiap-siap untuk segera berangkat karena takut macet dan telat untuk berbuka puasa.

Pikiranku saat itu memang agak mumet, mood ku sedikit kacau karena peristiwa kemarin sama sipacar yg bikin illfeel. Argghhhh, aku diem aja di mobil, sambil celingak celinguk ke jalan dan terasa mual diperutku, dari tadi duduk belum nemu posisi pewe nya, akhirnya *aha* aku inget hp LG ku, aku berniat pasang headphone sambil dengerin kata-kata motivasi dari buku “13 Wasiat Terlarang” nya Ippho Santosa. Aku kemudian sedikit merebahkan posisi duduk dan siap untuk mendengarkan terapi pernafasan ala Ippho Santosa ini. Hampir 20 menit berlalu dan sekarang tubuhku sudah mulai rileks dan nyaman, otakku pun juga tidak setegang tadi.

Pukul 17.50 kami baru tiba di rest area Km 45. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli AQUA dan donat di MCd sebagai ganjalan untuk membatalkan puasa. Kami pun akhirnya menyantap donat rasa srikaya tersebut serta seteguk AQUA dan langsung berangkat lagi menuju Rest Area Km 88. Saat itu terakhir kalinya aku menyentuh kembali HP LG ku. Aku iseng menghitung kecepatan rata-rata mobil ini berjalan dengan fasilitas Stopwatch di HP LG ku, sambil memperhatikan papan Km yang berada di sisi tengah jalan lalu aku pun menghitung waktu yang mampu ditempuh oleh Nisan Serena tersebut tiap Km nya. Terhitung sekitar 30 detik setiap 1 Kilometer nya atau sekitar 33,33 m/s kecepatannya kalau dihitung menggunakan rumus kecepatan, heheh. *skip*

Sesampainya di Rest Area Km 88, kami langsung segera shalat magribh dan kemudian memesan makanan. Menu ku waktu itu soto ayam santan plus nasi yang disusul dengan pesanan uncu yakni soto daging santan plus nasi. Nikmat benar rasanya berbuka waktu itu sambil mendengar celotehan Karim yang minta ini minta itu, atau si Hafif yang berkali-kali nambah, dan Om Ipul yang dengan gayanya yang selalu terlihat santai cuek-cuek bebek, hehe. Meskipun perasaanku bahagia, namun pada saat itu ada perasaan tidak enak yang aku pun juga gag tau kenapa *mungkin itu firasat*.

Setelah selesai membayar, kami pun kembali cap cus. Aku berpikir kami akan langsung pulang, namun ternyata Om Ipul terus melaju menuju ke arah Bandung. Yah langsung aku mengira bahwa kami akan diajak ke Bandung, namun ternyata tidak, ia putar balik di tempat yang aku juga lupa namanya di sekitar daerah Purwakarta lalu bebalik arah, ternyata pemberhentian kami selanjutnya adalah Rest Area Km 97. Kami pun berhenti untuk mencari cemilan-cemilan berikutnya, terdapat sederet restoran yang menawarkan sajian kuliner yang beragam, namun akhirnya kami memutuskan untuk makan di Solaria. *disinilah malapetaka dimulai*

Kami berempat memutuskan untuk memesan beberapa makanan, ikan fillet untuk Karim *yang akhirnya diganti Nasi Goreng karena gag ada* dan aku Ifu Mi. Aku berdua dengan uncu, Om Ipul berdua dengan Karim, hehe *ngirit* [gag juga sih sebenernya kami cuma iseng karena sebenarnya udah kenyang] dan Hafif makan di Soto Sadang. Lantaran ukuran mejanya yang relatif kecil, maka aku meletakkan tasku di bawah kakiku bersama kantong belanjaan Hafif dari Alfamart. Aku gag menyangka sama sekali ternyata tas itu jadi incaran si pencuri.

Solaria waktu itu tidaklah ramai, hanya kami sekeluarga dan beberapa orang yang sudah hampir selesai dan masih mengobrol. Aku memang tidak terlalu memperhatikan mereka, jadi kuteruskan menjelajahi makananku. Kemudian setelah beberapa saat aku sempat memperhatikan ada dua orang laki-laki yang datang, aku lupa seperti apa wajahnya, namun seingatku mereka tampak seperti orang timur dengan kulit agak gelap dan rambut ikal pendek. Mereka duduk di bagian belakang kami beberapa saat, lalu kemudian beranjak pergi tanpa memesan apa-apa, hal ini baru aku ketahui setelah pelayan Solaria memberitahu kami. 

Makananku hampir habis saat aku sadar bahwa tasku tidak ada diposisi aku menaruhnya tadi, aku beranjak berdiri dan berputar-putar mencarinya. Aku panik setengah mati, Uncu ikut panik, kami berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi beberapa saat yang lalu, kami diam dan menyimpulkan bahwa sepertinya dua orang yang masuk kemudian keluar lagi itu pencurinya. Sekarang aku benar-benar panik, setengah terisak aku berusaha mengingat-ingat isi tas itu. Dompet beserta isinya (uangku sekitar 300 ribu, kartu KTM yang ada isinya sekitar 600 ribu, KTP, Pas Foto), Handphone LG GS290 hasil uang tabungan beasiswaku beserta Hp Nexian dual Qwerty, Mukena, Kunci Kostan, Minibox Set, Carex cairan pembersih tanganku, dan beberapa barang lain yang aku tak ingat lagi lenyap. Uncu kemudian menghubungi hp LG ku dan ternyata di angkat oleh mereka. Begini percakapan mereka:

  • Uncu       : Halo mas, ini si...??
  • Stranger : Iya bu, maaf, tasnya salah ambil, adek saya kira itu tas ibunya.
  • Uncu       : Loh kok bisa, ini mas posisinya dimana?? Bisa dibalikan gag??
  • Stranger : Iya ibu tunggu aja disitu, kami sudah dijalan ini, setengah jam lagi kami sampai.
  • Uncu       : Oke, kami tunggu ya mas.

Aku pun tidak tinggal diam, aku berlari ke arah security yang sedang berdiri dekat pom bensin, ia kaget kemudian mencoba mendengarkanku. 

  • Aku        : Mas, tolong, ada pencuri yang ambil tas saya. 
  • Security : Hah, dimana? 
  • Aku       : Saya tadi sedang makan di Solaria dan ternyata ada dua orang yang mengambil tas saya dan sekarang sedang berusaha di lacak oleh tante saya, katanya dia akan mengembalikan tas itu setengah jam lagi setelah putar balik. Katanya dia salah ambil. 
  • Security : Saya gag yakin niatnya baik untuk mengembalikan lagi, mungkin itu alibinya untuk tetap menahan mbak untuk tetap disini sehingga mereka punya cukup waktu untuk kabur. 
  • Saya       : (diam), terus gimana mas??? 
  • Security : ............. 
  • Uncu      : Biar kita tunggu dulu aja, semoga mereka benar-benar ingin mengembalikan tasnya. 
  • Security : Tapi saya gag yakin bu. 
  • Uncu      : Kita berbaik sangka dulu aja, kalau memang rezeki kita ya insyaAllah balik lagi ke kita.
  • Aku        : (lagian mas security ini mau ngelakuin apa coba buat nolong???) *sigh*
  • Aku     : Pasrah aku ncu, yasudah kalau memang rezeki Nella insyaAllah balik lagi, kalau gag ya  berarti masa pinjamnya udah habis dari Allah. Innalillahi wa innailaihi rojiun.
Kami semua bingung dan akhirnya memutuskan kembali ke Solaria untuk mencari solusi dan menunggu mereka yang katanya mau mengembalikan tas nya lagi. 10 menit, 20 menit, 30 menit, dan hampir 50 menit kami menunggu mereka dan hasilnya nihil tanpa ada jawaban, handphone ku sudah di non aktifkan. Kami tertipu memang, mau berbuat apa lagi?? Yasudahlah aku berusaha untuk mengikhlaskan barang-barangku itu, nyesek banget rasanya memang tapi yasudahlah, kami pun pulang.

Perasaanku campur aduk, berkali-kali uncu mencoba menenangkanku dan bercerita bahwa dia juga pernah mengalami hal yang sama, dompetnya yang hampir hilang lalu kemudian balik lagi karena memang masih rezeki dan hp BB Bold nya yang hilang dicuri orang di Ambasador, tapi intinya ia mengingatkanku untuk bersabar dan berbaik sangka pada Allah atas apapun yang terjadi. Aku sedikit tenang dan belajar untuk ikhlas. Aku kemudian berfokus pada solusi atas permasalahan ini. Mungkin nomer hp ku bisa diurus kembali di Grapari nanti dan soal KTM semoga saja bisa langsung di urus nanti di kampus setelah kembali ke Bogor lagi nanti setelah lebaran. Uang yang ada di KTM rencananya mau ku ambil semua, tapi sayang buku tabungannya ada di Bogor. Yasudahlah, aku berasa badanku panas, kepalaku pusing, dadaku sesak dan seketika air mataku mengalir. Kami tiba dirumah sekitar pukul 23.45, setelah shalat isya, aku sempat mencoba memberitahu kakak dengan sms, aku berharap dia akan menghubungiku entah malam ini atau besok pagi, sungguh aku butuh dia untuk hanya sekedar bercerita dan menenangkanku. Aku pun tertidur dan mencoba melupakan kejadian malam ini. *sleep*

Keesokan paginya aku bangun sedikit telat, aku langsung bergegas shalat subuh, sambil berdoa aku teringat kembali peristiwa semalam. Air mataku pun sudah tak terbendung, aku menangis terisak-isak, aku berdoa semoga kejadian ini ada hikmahnya, jika memang ada kesalahanku di masa lalu, semoga tertebus oleh kejadian semalam. Aku berdoa semoga Allah mengampuniku yang mungkin telah berbuat dzalim terhadap diri sendiri maupun orang lain. Semoga orang yang hendak berbuat dzalim ataupun yang telah berbuat dzalim kepadaku diampuni pula oleh Allah swt, amin. Aku teringat akan firman Allah Surah Al-Baqarah ayat 155-157. Ayat ini menyadarkanku bahwa tak ada yang abadi. Aku menjadi lebih mensyukuri atas apa yang telah aku peroleh saat ini, aku berusaha agar menjaga segala yang dititipkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya, aku berusaha agar tidak ceroboh lagi.

Aku ingin memberitahukan soal ini kepada mamaku, namun aku khawatir reaksinya akan marah besar. Dan ternyata benar, ia kemudian mematikan telponku setelah memarah-marahi aku, aku diam saja dan sedih. Aku merasa sendiri. Kakak sama sekali tidak memberi respon apa-apa atas sms ku semalam, aku semakin sedih. Aku masih ber-husnudzon dan menunggu sampai kemudian dia sms.

Kakak  : Asw, maaf mengganggu, ini siapa ya?
Aku      : Nela kak.

Aku sedikit kesal karena setelah panjang lebar aku terangkan sejak malam tadi, dia masih nanya ini siapa. Tanpa basa-basi aku kemudian lanjut menelpon balik, hampir tiga kali tanpa jawaban, baru diangkat. Aku berharap ia akan menghiburku atas kejadian semalam, salahkah atau berlebihankah aku?? Kurasa tidak, setelah hampir satu tahun kami menjalin hubungan, kami berusaha saling mengerti satu sama lain, mungkin banyak sedikitnya ada beberapa sifatnya yang bertentangan denganku, atau mungkin ada juga sikapku yang kurang berkenan dihatinya, tapi sampai saat itu kami berusaha untuk saling mengerti. Tapi kali ini kurasa ada yang berbeda darinya, aku tak mengerti apa, sepertinya ada keterpaksaan dari nada bicaranya.Aku berusaha menjelaskan kejadian malam itu padanya, tapi ia merespon seadanya, lalu aku diam mencoba memberi jeda dan ruang baginya untuk berbicara, tapi ia juga diam, dan akhirnya kami berdua saling diam. Hhmmppff!! Aku kesal benar benar kesal, aku sudah capek seperti ini, sepertinya aku terlalu berharap berlebihan padanya, berlebihan menganggap dia benar-benar tulus menyayangiku seperti aku kepadanya, ternyata aku terlalu berlebihan mengaanggap dia akan peduli padaku. Responnya datar dan kemudian akhirnya dia berbicara dan menyalahkan tentang sikapku yang ingin buru-buru menyudahi percakapan, dan pada intinya aku menyimpulkan bahwa yang ia pedulikan hanyalah perasaannya, ia tidak peduli sama sekali pada perasaanku. Aku menangis terisak, aku benar-benar merasa sendiri dan tak ada yang peduli padaku. Aku membenci perasaanku padanya, aku membenci diriku sendiri, aku terlalu bodoh untuk menyadarinya sekarang.

Aku mengirim sms putus padanya tapi dia tidak merespon apa-apa, aku tidak mengerti apa yang terjadi sekarang, aku sendiri dan benar-benar sendiri di saat aku membutuhkan seseorang. Ya Tuhan, apa salahku. Astaghfirullahaladzim. :’(
this is Maeda!

wahai tuan, memang kita tak pernah bertemu, tapi entah mengapa aku yakin akan cintamu.

wahai tuan, asal kau tahu, aku juga sepertimu, jauh dari kata sempurna, tapi aku percaya engkaulah pelengkap hidupku, menyempurnakan aku.

wahai tuan, akupun punya segudang mimpi yang mungkin mustahil untuk diwujudkan, tapi aku percaya suatu saat mimpi itu perlahan akan terwujud bersamamu.

wahai tuan, aku wanita, aku lemah, aku egois, aku tidak sabar, aku agresif, aku pun kadang memalukan, tapi aku percaya hanya kau yang mampu mengerti aku.

wahai tuan, sungguh aku tidak ingin kau melemahkan dirimu didepanku, aku ingin kau menjadi kstariaku, pahlawanku, kebanggaanku. Maka berjanjilah kau akan membuktikannya padaku.